Pandangan Minyak Bumi

Prospek minyak masih berada di bawah tekanan karena efek COVID-19 semakin masif dan perjanjian OPEC+ yang berantakan. Sekedar mengingatkan, bahwa pada titik ini, selain gangguan pandemi, pada awal Maret OPEC bertanggung jawab atas penurunan 30% lebih pada harga minyak. Kegagalan dalam pembicaraan antara OPEC dan Rusia mengenai manajemen pasokan minyak pada awalnya mengirim Minyak ke posisi terendah 4 tahun,  Rusia menolak proposal OPEC untuk memperluas pemotongan dengan sekutunya dengan tambahan 1,5 juta barel per hari menjadi lebih dari 3 juta barel per hari hingga akhir tahun.

Perang Harga

Hal ini menyebabkan pecahnya aliansi dan dimulainya perang harga pada pasar, karena Arab Saudi  kesal dengan tanggapan Rusia, dengan dongkol melepaskan output dalam menanggapi ketidakpedulian terakhir tentang pemangkasan pasokan pada saat penurunan permintaan karena lockdown China (konsumen terbesar dari output SA). Saudi menggunakan teknik yang sama seperti pada 2014 untuk menjaga kestabilan produksinya, karena mereka berpandangan bahwa harga minyak yang rendah menawarkan lebih banyak manfaat jangka panjang daripada melepaskan pangsa pasar dalam upaya memaksa Rusia untuk “mematuhi”. Lagi pula, Arab Saudi memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, karena itu satu-satunya negara yang dapat menahan harga minyak rendah untuk periode waktu yang lebih lama daripada yang lain tanpa terganggu ekonominya.

Namun ini menyakiti anggota OPEC lainnya seperti Nigeria dan Aljazair, sementara menurut   Reuters calculations, anggota OPEC mengalami kerugian  lebih dari setengah miliar dolar per hari karena kehilangan pendapatan. AS juga terpengaruh secara tidak langsung tetapi masih tangguh.

Oleh karena itu, setelah kegagalan koordinasi, perang harga masih panjang, karena Rusia berencana untuk meningkatkan produksi mulai 1 April, dan sedang mempertimbangkan untuk meningkatkannya sebesar 40.000 hingga 50.000 barel per hari (bpd) dalam sebulan, sementara mereka diharapkan akan meningkatkan output dengan 200-300Mbbls/d in the near term.

Di sisi lain, Arab Saudi, yang memiliki lebih banyak ruang untuk meningkatkan output, sedang bersiap untuk meningkatkan pasokan sendiri hingga 12-13 mln barrels perhari  di atas kapasitas produksi berkelanjutan mereka. Sementara itu, ia menawarkan minyak mentahnya dengan diskon signifikan terutama di daratan Eropa pada bulan April, hal ini menegaskan tujuan SA untuk menekan tidak hanya Rusia, tetapi juga Kanada dan AS dari pasar inti.

Dengan strategi agresif ini, Saudi bertujuan mempertahankan atau bahkan meningkatkan pangsa pasar kerajaan. Saudi Arabia memiliki sekitar 25% cadangan minyak dunia , sekitar 70%  dari kapasitas produksi cadangan global, dan sebagai pengekspor minyak mentah terbesar di dunia dengan selisih yang lebar

Hal ini berarti, tidak ada yang benar-benar dapat membawa anggota OPEC kembali ke meja. Namun, pertemuan OPEC yang dijadwalkan berikutnya pada Juni masih berlangsung, meskipun mungkin  sudah terlambat (karena surplus telah terisi untuk 2Q20).

 

Siapa yang lebih unggul?

Arab Saudi

Pros

  • Cadangan Minyak Terbesar – Kapasitas Tidak Terbatas untuk meningkatkan produksi minyak
  • Ini adalah satu-satunya negara yang dapat menahan harga minyak rendah untuk periode waktu yang lebih besar daripada yang lain tanpa dampak signifikan terhadap ekonominya.
  • Aliansi militer dan strategis dengan AS kecuali jika kepentingan nasional Amerika terancam.
  • Arab Saudi memiliki  biaya produksi terendah di dunia

Cons

  • Saudi Arabia sepenuhnya bergantung pada Minyak – Kekayaan ekonominya tergantung pada ekspor Minyak
  • Harga minyak berimbang yang relatif tinggi diperlukan untuk mendapatkan  anggaran. Merujuk ING research, Saudi membutuhkan harga minyak sekitar US $ 80 / bbl untuk menyeimbangkan anggaran mereka.
  • Arab Saudi telah berhasil merebut beberapa pasar Rusia, termasuk kesepakatan pembelian minyak dengan Azerbaijan’s State-Owned Oil Company (SOCAR) (Ona.az, March 13).

Russia

Pros

  • Rusia memiliki harga minyak impas fiskal sedikit di atas US $ 40 / bbl (menempatkannya di tempat yang lebih baik daripada Saudi).
  • Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan dia tidak khawatir dengan penurunan harga minyak, karena perusahaan-perusahaan minyak Rusia baru-baru ini mengakumulasi jaring pengaman (RBC, 20 Maret).
  • Nuclear state, mengembangkan intelijen, kontra intelijen, keamanan cyber, dan kapasitas spesifikasi; Karenanya setiap eskalasi konflik langsung terhadap Rusia akan dianggap dua kali oleh AS.
  • Cadangan dana besar yang terakumulasi selama 6 tahun terakhir dari kenaikan harga minyak, dapat mendukung ekonominya di tengah perang harga dalam jangka panjang – Tapi mampukah bertahan lebih lama disbanding Saudi?

Cons

  • Beberapa perusahaan minyak terbesar Rusia menentang peningkatan produksi karena pandemic  melemahkan permintaan.
  • Kebergantungan pada Minyak (tidak sebanyak Saudi), dengan keragaman ekonomi domestik yang rendah.
    Biaya produksi lebih tinggi daripada Saudi.

Sayangnya semua ini bukanlah satu-satunya pendorong prospek Minyak di  2020.

Kekhawatiran akan permintaan tetap menjadi sebab utama, karena negara-negara terus melakukan lockdown total karena COVID-19 dan menetapkan batasan perjalanan yang sangat ketat. China adalah negara pertama yang terkena pandemi dan terpaksa ditutup total. Sekarang telah menghantam dunia,  menghantam ekonomi global, membuat orang-orang diam rumah, membatalkan ribuan penerbangan di seluruh dunia, menyebabkan pabrik-pabrik mulai menghentikan produksi, dan  telah secara signifikan mengurangi permintaan minyak.

Harga minyak telah turun lebih dari 70% sejak Oktober 2019, dan sementara guncangan minyak ini telah meningkatkan risiko kredit di pasar keuangan, pandemi ini sangat membebani harga minyak, yang bisa mengarah pada kontraksi permintaan besar-besaran pada basis tahunan, lebih dari 10,0 juta bpd.

Sementara itu menurut Reuters,”Permintaan bahan bakar global akan turun sebanyak 15% hingga 20% pada kuartal kedua sebagai akibat pandemi coronavirus, yang telah menewaskan lebih dari 22.000 orang, menutup sebagian besar perjalanan udara di seluruh dunia dan banyak negara memberlakukan lockdown  menjaga orang-orang tetap  di rumah dan jauh dari  mobil mereka. “

Oil demand impact from Covid-19 (kb/d)

Kesimpulannya, jelas kita menghadapi satu tahun dengan banyak ketidakpastian, dengan risiko tinggi resesi yang tajam di seluruh dunia. Kondisi risk-off, bersama dengan penurunan tajam, terkait virus dalam permintaan minyak dan prospek untuk meningkatkan produksi dari Arab Saudi dan Rusia, telah menekan harga minyak turun ke level terendah 18-tahun dan diperkirakan akan mempertahankan tekanan pada minyak.

Prospek keseluruhan tetap sangat bearish kecuali OPEC + mengambil langkah-langkah untuk menyepakati rencana pengurangan output baru dalam 2H 2020, namun langkah terkoordinasi seperti ini tidak akan dengan mudah membawa pasar Energi kembali  seimbang.

Click here to access the HotForex Economic Calendar

Andria Pichidi

Market Analyst

Disclaimer: Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan merupakan riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak bermuatan atau harus dianggap memuat saran investasi atau rekomendasi investasi atau permintaan untuk maksud pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dengan reputasi yang baik dan segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna mengakui bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.