The world is undergoing change, no one knows for sure where this change will take us. Covid-19 is at work, infecting world policy and relationships between people.
Financial deepening
Perkembangan financial deepening global menunjukkan trend yang relatif meningkat sebelum perang dagang AS-China dan merebaknya epedemi. Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1997-1998 dan 2008 justru meningkatkan financial deepening pada beberapa negara berkembang. Hal ini terjadi karena adanya berbagai insentif yang diberikan oleh otoritas moneter kepada publik dalam menjalankan aktifitas ekonominya. Perkembangan financial deepening lebih mencerminkan kerberhasilan dari otoritas moneter dalam meningkatkan likuiditas dan moneterisasi publik melalui sektor perbankan. Namun pertumbuhan ini terganggu hanya dalam hitungan bulan. Ibarat kemarau setahun, basah dalam hujan sehari.
de_finansialisasi/shallow-finance
Secara umum, pengertian de_finansialisasi berarti pertumbuhan stagnan yang disebabkan oleh pendangkalan modal, tingkat pertumbuhan perkapita yang rendah atau negatif. COVID-19 telah menghasilkan krisis finansial 2020 yang parah. Hingga hari ini per 31 Maret 2020, tercatat indek saham dunia rata-rata jatuh hingga kedalaman 20% hingga 30%. Goldman Sachs memperkirakan GDP Amerika Serikat akan menciut sekitar 24% pada kuartal mendatang. Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, bahkan menyatakan bahwa situasi finansial kita menyerupai keadaan pada masa Depresi Besar (1929-1939). Dalam situasi seperti itu tidak akan ada orang yang berani investasi, membuka usaha baru, sehingga pemotongan suku bunga sekalipun tidak akan membesarkan keberaniannya. Pukulan pada dunia perbankan global ini akan lebih parah lagi apabila publik melakukan penarikan dana besar-besaran untuk berjaga-jaga dalam ketidakpastian yang berkepanjangan. Karena dalam kondisi ini uang tunai lebih penting.
Apakah kondisi saat ini akan berkembang kemudian menjadi de-moneterisasi? Hal ini belum bisa dipastikan, hanya waktu yang akan menjawabnya. Tetapi kita semua berharap yang terbaik, bahwa kondisi ini tidak akan membawa petaka yang lebih dalam ke jurang. Kita bisa membayangkan kejatuhan nilai mata uang dunia dan komunitas publik yang kembali ke transaksi in natura seperti dalam konteks ekonomi perang. Dalam kondisi seperti itu, jam tangan atau butiran pil vitamin C mungkin akan menjadi sarana pertukaran dan satuan pengukur nilai barang dagangan. Tidak ada lagi institusi finansial, tidak ada lagi uang, semua aktivitas ekonomi dilakukan di alam liar.
Semua hal di atas, bukan hal yang kita inginkan! dan semoga badai ini cepat berlalu.
Every cloud has a silver lining
Ady Phangestu
Analyst – hfindonesia
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan merupakan riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak bermuatan atau harus dianggap memuat saran investasi atau rekomendasi investasi atau permintaan untuk maksud pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dengan reputasi yang baik dan segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna mengakui bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.