Pemilu AS menjadi poin fokus utama karena tanggal 3 November semakin mendekat. Sementara itu, laporan pendapatan perusahaan tertentu yang lumayan besar mencerminkan efek pandemi yang sedang berlangsung di berbagai sektor ekonomi. Signifikansi laporan dapat berkurang dengan ketidakpastian selama pemilu dan apa arti hasil tersebut bagi perusahaan selama empat tahun ke depan.
Gambaran bagaimana persaingan pemilu AS
Jajak pendapat presiden pemilu AS dapat berguna untuk memprediksi seberapa populer seorang kandidat di seluruh negeri secara keseluruhan, namun setiap indikator tidak selalu dapat memprediksi hasil akhirnya. Mayoritas jajak pendapat sejauh ini menampilkan kemenangan Bidens dengan kemungkinan perpecahan kongres menjadi skenario yang paling mungkin. Joe Biden unggul dibandingkan Donald Trump pada sebagian besar jajak pendapat nasional sejak awal tahun.
RealClearPolitics poll
Namun artikel hari ini bukan tentang hasil pemilu tetapi tentang posisi Pasar saat ini menjelang Pemilu, tetapi juga respon masa depan terhadap hasil apapun yang keluar.
Sementara kita menghadapi Dolar yang melemah secara keseluruhan di paruh kedua tahun ini, kecenderungan untuk menyimpan modal dengan aman di Treasury AS, berarti hal ini bergantung pada prospek pertumbuhan global yang membentuk tren peningkatan selanjutnya, dan pada gilirannya tergantung bagaimana dunia melewati krisis Covid. Namun pemilu AS yang akan datang juga menghadirkan risiko, terutama mengingat kemungkinan kericuhan pemilu.
Pasar mengantisipasi paket fiskal AS lainnya, meskipun waktunya, ukuran serta cakupannya belum pasti, semuanya akan tergantung pada hasil pemilu. Narasi Wall Street menunjukkan, bahwa pasar saham AS sedang memperkirakan gelombang biru pada 3 November, dengan Demokrat menyapu bersih DPR, Senat dan Kepresidenan, yang akan menghasilkan banyak triliunan Dolar dalam dukungan fiskal.
Sejauh ini pada bulan Oktober, keunggulan Biden dalam jajak pendapat mengurangi risiko hasil yang diperebutkan dan karena hal tsb mendukung kinerja pasar saham AS membaik sejak September (setelah debat pertama) tetapi juga mendorong Yen yang sensitif terhadap risiko. Hal ini kontras dengan reaksi historis pasar saham sebelum Pemilu.
Secara historis, pasar saham melambat dan menunjukkan kinerja yang lebih lemah menjelang pemilihan, menurut sebuah studi dari US Bank. Rata-rata, pasar ekuitas menunjukkan keuntungan kurang dari 6% selama tahun-tahun pemilihan dibandingkan dengan kenaikan 8,5% di beberapa tahun tertentu.
Bagaimana pasar saham merespon kemenangan Biden (Demokrat)?
Dalam jangka pendek, kemenangan Demokrat akan mendukung optimisme karena akan mencerminkan penambahan angka paket stimulus yang lebih besar. Namun hasil gelombang biru juga mengingatkan prospek pajak yang lebih tinggi bagi bisnis dan orang kaya yang dapat menyebabkan potensi kemunduran pasar Ekuitas. Proposal pajak Biden difungsikan untuk membayar kesehatan, dukungan perumahan, penciptaan lapangan kerja di industri otomotif Amerika dan infrastruktur energi berkelanjutan serta kenaikan upah minimum.
Bagaimanapun ada kelebihan dan kekurangannya, karena proposal pajak dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada tingkat luar negeri akan memicu hubungan yang lebih stabil karena ia menyampaikan agenda yang lebih damai untuk hubungan global. Perlu dicatat, indeks utama AS seperti S&P 500 misalnya tetap mendekati rekor tertinggi meskipun ada kebijakan pajak Biden, sebuah isyarat bahwa pelaku pasar tidak selalu yakin bahwa kemenangan Demokrat akan membebani Ekuitas. Namun pasar id jatuh pada pemilihan Biden, dan dalam waktu dekat bisa meningkatkan Dolar AS ke dalam reli.
Di sisi lain, kemenangan Trump, meskipun tampaknya tidak mungkin berdasarkan jajak pendapat, sejarah membuktikan hal ini bisa saja terjadi. Sejak 1928, partai yang menguasai Gedung Putih menang 90%. Saat ini terjadi, saham AS terbesar telah naik 3 bulan sebelum pemilihan umum. Jangan lupa bahwa kebijakan Trump diarahkan pada pabrikan Amerika dan Wall Street (berbeda dengan Biden) – yang dapat berarti, bahwa Saham dapat naik jika petahana tetap menjabat.
Menurut Nathaniel Lie: “Sepanjang tujuh siklus pemilihan presiden terakhir, kenaikan rata-rata untuk indeks utama seperti S&P 500 dan Dow Jones menunjukkan hasil yang positif dalam enam bulan sebelum Hari Pemilu. Satu-satunya pengecualian adalah krisis keuangan 2008 yang mengguncang pasar saham menjelang November. “- meskipun demikian, pasar saham cenderung berkinerja jauh lebih baik selama masa kepresidenan Demokrat daripada di Republik.
Click here to access the Economic Calendar
Andria Pichidi Market Analyst
Disclaimer: Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.