Hilangnya Minat Resiko Membebani Dolar Australia

Ekonomi Jepang yang tertatih-tatih dan banyak wilayah penyanggah yang berada dalam keadaan darurat akibat Covid, sepertinya BoJ tidak akan bisa berbuat banyak selain mempertahankan kebijakan sebelumnya dan mencoba untuk terdengar positif tentang gambaran ekonomi yang agak suram. Inflasi telah terperosok di wilayah negatif selama 12 bulan terakhir, jadi itu akan menjadi pencapaian kecil, jika CPI tercatat mendatar di bulan Agustus. Yang menjadi konsentrasi utama saat ini, bukan pada data ekonomi, tetapi lebih kepada event politik pemunggutan suara.

Sementara itu, RBA  memangkas laju pembelian obligasi mereka dari A$5 miliar per minggu, menjadi A$4 miliar per minggu, seperti yang mereka katakan pada pertemuan Juli. Namun, RBA juga mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan pelonggaran kuantitatif pada kecepatan ini hingga setidaknya pertengahan Februari 2022. Australia telah terpukul keras selama beberapa bulan terakhir oleh virus corona, dengan perubahan Ketenagakerjaan Agustus menunjukkan 146.300 pekerjaan yang hilang. Namun, disaat vaksinasi meningkat, ada harapan ekonomi untuk mendapatkan kekuatan kembali, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat dari perkiraan semula. Bank sentral akan mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif hingga inflasi berada dalam kisaran target 2%3%, yang diperkirakan tidak akan terjadi hingga 2024. Namun semua mata mungkin akan lebih berfokus pada pertemuan FOMC, karena ekspektasi pengurangan stimulus telah sangat diapresiasi dengan pasar yang terlihat menghindari resiko semua tergambar dari harga penurunan indeks acuan S&P500, Dow dan Nasdaq. Penguatan dolar AS, kenaikan imbal hasil dan penurunan sejumlah komoditas. Apakah The Fed akan umumkan rencana tapering? bisa ia, bisa juga belum sama sekali, tetapi yang jelas pasar telah bereaksi dengan sedemikian rupa.

Awal minggu untuk Asia yang suram, harga komoditas merosot karena kekhawatiran pertumbuhan China dan ancaman Evergrande di China kehilangan pembayaran utang minggu ini. Dengan ditutupnya China daratan, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan, Hong Kong telah menanggung beban terberat dari arus penghindaran risiko. Harga saham Asia berada di papan merah.

Dengan beta yang tinggi terhadap harga komoditas, pasar Australia juga menderita setelah aksi jual komoditas hari ini. Kesengsaraan seputar pembatalan pesanan kapal selam Prancis dan ancamannya terhadap kesepakatan perdagangan bebas UE juga menambah kesuraman. ASX 200 telah jatuh sebesar 2,30%, sedangkan All Ordinaries telah mundur sebesar 1,90%.

AUD berkorelasi tinggi terhadp sentimen risiko dan harga komoditas. Kedua faktor ini telah membebani mata uang di awal pekan. Komoditas seperti tembaga dan platinum turun secara signifikan setelah PM China  mengatakan, bahwa China akan menerapkan “perangkat pasar” untuk menjaga harga komoditas tetap stabil. Biasanya, pernyataan seperti itu tidak akan memiliki dampak yang kuat pada komoditas, tetapi likuiditas yang tipis karena liburan Asia, telah mengakibatkan pergerakan yang menyimpang. Pasar keuangan juga khawatir atas krisis Evergrande, karena ada kekhawatiran bahwa raksasa properti China itu bisa gagal bayar, yang telah menyebabkan saham perusahaan jatuh ke level terendah 11 tahun. Hal ini telah menyebabkan hilangnya minat risiko yang membebani Dolar Australia.

AUDJPY, H4

AUDJPY – Penurunan dari 82,03 berlanjut pada hari Senin, karena sentimen risk-off beredar di pasar Asia. Penurunan lebih lanjut diperkirakan akan terjadi selama resistance minor 80,50 bertahan. Perdagangan berkelanjutan di bawah retracement 61,8% dari penarikan 77,88 ke 82,03 sementara  meningkatkan tekanan bearish  dengan kemungkinan untuk melanjutkan seluruh penurunan dari puncak 85,79. Pengujian ulang harga rendah 77,88 harus diperhatikan, antara penerusan arah atau kembali rebound. Karena penurunan dari 85,79 masih terlihat sebagai koreksi. Penembusan 77,88 akan membuka jalan penerunan ke 73,12. Perkembangan seperti itu, jika terjadi, bisa menjadi awal dari aksi jual serupa pada pasangan mata uang Yen lainnya.

Tambahan catatan adalah garis trendline yang terhubung dari harga rendah 73,12 dengan 77,88 memproyeksikan sentuhan akan terjadi di kisaran 78,50. Kegagalan penembusan trendline akan mengakibatkan pantulan ke sisi atas kembali. RSI  memasuki jenuh jual dan EMA 200 hari masih menegaskan penurunan

Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi.

Ady Phangestu

Market Analyst

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.