Indeks dolar AS pada hari Kamis naik +0,37% karena pelemahan saham mendorong permintaan likuiditas untuk dolar dan kekhawatiran meningkatnya jumlah varian omicron yang dapat menyebabkan pembatasan lebih lanjut pada kegiatan ekonomi turut memberi kontribusi menguatnya greenback. Data klaim pengangguran mingguan AS adalah bullish untuk dolar. Klaim pengangguran awal mingguan AS turun -43.000 ke level terendah 52 tahun di 184.000, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dari ekspektasi 220.000. Disamping itu pelemahan Yuan memberi Dolar dorongan, setelah PBoC pada hari Kamis meningkatkan persyaratan cadangan devisa menjadi 9% dari 7% bagi bank untuk membendung penguatan Yuan belakangan ini.
Pasar saham utama di Amerika Serikat sebagian besar ditutup lebih rendah pada hari Kamis, karena Senat memajukan pemungutan suara untuk menaikkan batas utang. Sementara itu, pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi negara itu kuat. USA30 mengakhiri hari dengan datar, USA100 turun 1,49% pada bel penutupan, dengan Peloton turun 11,35%. USA500 menyelesaikan sesi 0,72% di zona merah, karena Tesla turun 6,10%.
EURUSD mundur -0,46% pada hari Kamis, di tengah kekhawatiran penyebaran varian omicron Covid akan mendorong lebih banyak negara untuk memberlakukan pembatasan perjalanan. Perdana Menteri Inggris Johnson pada hari Rabu memperketat aturan pandemi yang mendesak orang untuk bekerja dari rumah dan mengamanatkan penggunaan paspor vaksin di tempat-tempat sosial utama. Euro masih mendapat dukungan dari data perdagangan Jerman, setelah ekspor Jerman Oktober naik +4,1% m/m, lebih kuat dari ekspektasi +0,8% m/m dan peningkatan terbesar dalam 15 bulan. Juga, impor Oktober naik +5,0% m/m, lebih kuat dari ekspektasi +0,4% m/m dan peningkatan terbesar dalam 7 bulan.
GBPUSD menguat tipis +0.15% resiko kegagalan Brexit yang mengancam dan naiknya kasus covid di Inggris membebani pounsterling.
USDJPY turun -0,22% kemarin karena penurunan saham Jepang dari kekhawatiran omicron mendorong permintaan safe-haven yen. JPN225 ditutup turun -0,47%. Pelemahan ini juga dikarenakan penurunan imbal hasil T-note mendorong yen.
Fokus pasar akan tetap melekat kepada rilis dari angka inflasi konsumen AS pada hari Jum’at. Data inflasi ini akan mempengaruhi keputusan the Fed untuk mengurangi stimulus dengan kecepatan yang lebih cepat dan menaikkan tingkat bunga pada tahun 2022.
Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu
Market Analyst
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.