Sterling naik pada hari Senin, setelah Inggris membalikkan rencana untuk memotong tingkat pajak penghasilan tertinggi, sementara Yen melemah melewati 145 per dolar, mendekati level di mana otoritas Jepang melakukan intervensi bulan lalu. Sementara, nilai tukar Pound ke Dolar Selandia Baru naik lebih dari 5,5% pada minggu lalu, membawa pasangan ini ke level tertinggi sejak Februari di 1,9964.
GBPUSD menyentuh 1,1333 setelah laporan media tentang u-turn, level tertinggi sejak 22 September, sehari sebelum menteri keuangan Inggris Kwasi Kwarteng mengirim pesan kerancuan pemotongan pajak yang membuat pasar jatuh dengan hebat. Kwarteng menyampaikan, “Kami mengerti, dan kami telah mendengarkan,” mengenai pembalikan rencana untuk memotong pajak 45p, satu bagian kontroversial dari paket tindakan yang mendorong sterling ke level terendah sepanjang masa di 1,0349 yang membuat Bank of England bertindak. Kekhawatiran pasar tidak begitu banyak tentang biaya pemotongan pajak, melainkan kredibilitas pemerintah dalam memberikan pemotongan pajak yang tidak diumumkan.
Sementara itu, RBNZ diperkirakan akan menaikan suku bunga lebih lanjut 50bp, tetapi pasar memperkirakan bank sentral mendekati akhir dari siklus kenaikannya. Ini dapat membantu menjelaskan kinerja Dolar Selandia Baru yang kurang baik baru-baru ini terhadap mata uang yang memiliki kenaikan tingkat suku bunga yang jauh lebih besar untuk disampaikan selama beberapa bulan mendatang.
Tinjauan Teknis
GBPNZD – Pasangan mata uang ini telah melampaui resistance penting 1.9673 yang terbentuk pada bulan Mei yang lalu. Level harga ini menjadi support untuk saat ini. Rebound kuat GBPNZD dari 1.8171 telah mengumpulkan 1.791 pip, jumlah kenaikan yang sebanding dengan penurunan pasca Brexit Juni 2016. Kini, harga pasangan ini tertahan di bawah level angka bulat 2.0 dan akselerasi pasar sepertinya akan berkembang ke sisi positif untuk pasangan ini.
Bias intraday cenderung ke sisi atas, dengan penembusan level tinggi 1.9964 akan segera membawa jalan pintas ke angka bulat. Untuk sementara pasar terlihat tenang setelah badai yang dikirim Kwarteng ke pasar FX. Dukungan tetap berada di 1.9673, pergeseran di bawah level harga ini, akan mengaburkan prospek bullish dalam jangka pendek dan dapat menguji dukungan 1.9383. Sementara pergerakan di atas 1.9964 selain akan menguji angka bulat 2.0 juga berkemungkinan untuk mengisi ruang kosong hingga ke puncak 2.0530 yang terbentuk pada Februari 2022 dalam jangka menengah.
Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu
Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.
