Laporan data yang mengindikasikan penurunan upah di Inggris pada bulan Oktober menyebabkan Sterling menurun, tetapi risiko penurunannya terbatas karena data ini kemungkinan tidak akan mengubah sikap kebijakan Bank of England pada hari Kamis (14/12).
Payroll turun sedikit sebesar -13 ribu di bulan November, dibandingkan dengan bulan Oktober. Komparasi dengan November 2022, pekerjaan yang dibayar naik 1,1% y/y atau 333 ribu. Sementara itu, upah bulanan meningkat sebesar 5,3% y/y, melambat dari 6,2% y/y. Dalam tiga bulan hingga Oktober, tingkat pengangguran tidak berubah pada 4,2% y/y. Pertumbuhan pendapatan rata-rata (termasuk bonus) melambat dari 8,0% y/y menjadi 7,2% y/y, di bawah ekspektasi sebesar 7,7% y/y. Pertumbuhan pendapatan rata-rata (tidak termasuk bonus) melambat dari 7.7% y/y menjadi 7.3% y/y, di bawah ekspektasi sebesar 7.4% y/y. Sumber : ONS.
Mengikuti data tersebut, suku bunga pasar uang menunjukkan para pedagang kini sepenuhnya memperkirakan pemotongan pertama Bank of England sebesar 25bp untuk bulan Juni, sedangkan pemotongan pertama diharapkan pada bulan Agustus di awal minggu. Poundsterling telah melemah sebagai akibat dari spekulasi penurunan suku bunga yang terus berlanjut.
Bank of England berpendapat bahwa upah, yang merupakan faktor utama inflasi domestik, masih terlalu tinggi untuk bisa konsisten dengan penurunan inflasi hingga mencapai target 2,0%. Meskipun hal ini akan menjadi hasil yang positif, BOE diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap berada di 5,2% untuk beberapa waktu berdasarkan data tersebut.
Kemungkinan BOE menjadi lebih ‘hawkish’ dalam pernyataannya pada hari Kamis tetap rendah, karena data upah ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih longgar, mulai menyebabkan pertumbuhan gaji yang lebih lambat. Bank meyakini, bahwa mereka berada pada jalur yang tepat untuk menurunkan inflasi, tetapi ingin melihat penurunan tekanan upah lebih lanjut sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.
Sementara itu, PPI Jepang melambat dari 0.9% y/y menjadi 0.3% y/y di bulan November, namun mengalahkan ekspektasi sebesar 0.1% y/y. Meskipun demikian, angka tersebut masih merupakan laju terlemah sejak Februari 2021. Bulan November menandai bulan ke-11 berturut-turut dimana laju tersebut melambat. Harga ekspor tidak berubah pada 0,9% y/y. Penurunan harga impor melambat dari -12.7% y/y menjadi -9.7% y/y, tetap negatif pada bulan kedelapan. Pada basis bulanan, PPI naik 0,2% m/m. Harga impor naik 0,7% m/m. Harga ekspor turun -0.2% m/m. Pertumbuhan harga produsen tetap berada di bawah angka inflasi konsumen terbaru untuk bulan ketiga. Pertumbuhan harga konsumen tidak termasuk makanan segar naik tipis menjadi 2,9% di bulan Oktober.
JPY telah mengalami penurunan tajam, jatuh di bawah 180,00 terhadap GBP, didorong oleh pergeseran sentimen investor mengenai potensi kenaikan suku bunga dari BOJ. Investor, yang awalnya bertaruh pada potensi kenaikan suku bunga BOJ, kini mempertimbangkan kembali posisi mereka. Para pejabat BOJ terlihat tidak terburu-buru menerapkan pengetatan kebijakan, kecuali terdapat bukti nyata mengenai pertumbuhan upah substansial yang mendukung inflasi berkelanjutan. Pendekatan yang hati-hati ini membuat investor mempertanyakan waktu dan tingkat penyesuaian kebijakan di masa depan. Hal ini, bisa berarti penguatan Yen hanya bersifat sementara.
Lonjakan yen baru-baru ini, dipicu oleh komentar Gubernur Kazuo Ueda, yang mengisyaratkan kemungkinan bank sentral meninggalkan kebijakan suku bunga negatifnya lebih awal dari yang diantisipasi. Namun optimisme ini tidak bertahan lama karena dinamika pasar berubah dengan cepat.
Di pasar FX, Penurunan GBPJPY tertahan pada EMA 200 hari dan buru-buru memantul kembali ke kisaran neckline. Secara teknis, penurunan yang terjadi pada pekan lalu, belum sepenuhnya menunjukkan perubagan tren, sampai terbukti benar, bahwa pasangan ini telah bergerak di bawah dukungan 176,29. Jika, memang nantinya itu yang terjadi, maka harga diproyeksikan untuk FE100 dari penarikan 188,64 – 178,55 dan 184,31 di 174,22. Namun saat ini, harga GBPJPY tetap masih berada dalam lorong harga naik.
Sementara, intraday dari pasangan silang GBPJPY berubah menjadi netral dengan kemunduran saat ini. Pada sisi negatif, penembusan support minor 182,26 berkemungkinan untuk menguji dukungan 181.60 dan akan menunjukkan bahwa rebound telah selesai. Bias intraday akan kembali ke bawah untuk menguji ulang level terendah 178,55. Prospek keseluruhan akan tetap bearish selama neckline 184,45 yang dihasilkan dari pola double top bertahan, karena jika tidak pengujian ulang terhadap 188,65 masih tetap ada.
Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu
Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai bentuk komunikasi dan informasi semata, bukan sebagai riset investasi independen. Kami tidak merekomendasi investasi atau permintaan untuk membeli atau menjual instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dan bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini, melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam informasi ini. Dilarang untuk memproduksi ulang atau mendistribusikan informasi ini, tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor, karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan harap pastikan, bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.