Meskipun Dolar AS menguat dan imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat, harga emas tetap tangguh sepanjang tahun 2023. Inflasi yang kaku juga mendukung harga emas, karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika nilai mata uang turun akibat kenaikan inflasi, investor cenderung membeli emas untuk menjaga nilai investasinya sehingga meningkatkan permintaan emas dan mendorong harganya lebih tinggi. Emas mengungguli sebagian besar komoditas yang diperdagangkan pada tahun 2023 di pasar internasional dan prospek untuk tahun depan juga tampak kuat.
Prospek emas positif dan harga emas mungkin tetap tinggi dalam jangka menengah, karena faktor geopolitik. Investor mungkin akan terus berinvestasi pada emas dan membeli lebih banyak, ketika harganya mengalami koreksi karena alasan teknis. Emas dianggap sebagai aset safe-haven pada saat terjadi gejolak geopolitik, ketidakpastian ekonomi atau ketidakstabilan pasar keuangan.
Disamping itu, mengingat ekspektasi siklus penurunan suku bunga yang berkepanjangan selama dua hingga tiga tahun ke depan dapat mengakibatkan penurunan nilai tukar mata uang, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan permintaan terhadap emas. Secara historis, emas selalu memberikan pengembalian rata-rata bulanan yang positif selama periode suku bunga ditahan.
Harga emas naik di atas $2000 pada akhir bulan November dan mencapai $2145 pada awal perdagangan hari Senin 04 Des, dan terus berada di atas kisaran $2,000 hingga akhir tahun, seiring dengan meredanya konflik di Timur Tengah. Dengan perlambatan tajam inflasi yang sedang berlangsung di Amerika Serikat dan sebagai respons terhadap keputusan Fed baru-baru ini yang menahan diri, para pelaku pasar semakin condong ke arah ekspektasi, bahwa The Fed akan menerapkan penurunan suku bunga yang lebih awal pada tahun 2024.
Ketertarikan terhadap emas di tahun 2024, terutama dikarenakan faktor turunnya suku bunga. Imbal hasil yang ditawarkan obligasi pemerintah jangka pendek, yang merupakan pesaing aset aman bagi emas, dipastikan cenderung menurun jika kebijakan pelonggaran terjadi. Harapan pengembalian uang tunai yang lebih rendah mendorong investor untuk mencari alternatif yang lebih baik. Selain itu, ketika suku bunga turun karena perlambatan atau resesi ekonomi, saham mungkin kesulitan memberikan imbal hasil yang positif. Emas pada akhirnya berfungsi sebagai lindung nilai terhadap risiko dan ketakutan ekonomi, menawarkan kualitas diversifikasi yang unik pada portofolio investor karena tidak berkorelasi dengan obligasi dan saham.
Emas cenderung memiliki kinerja yang baik pada saat terjadi tekanan ekonomi. Ketika aktivitas ekonomi mengalami penurunan tajam, kinerja emas sering kali positif, sementara ekuitas cenderung berkinerja buruk. Emas juga mengungguli Treasury, yang dianggap sebagai aset defensif yang bersaing.
Pada bulan November, ada sekitar $1,5 miliar arus masuk bersih ke dana yang diperdagangkan di bursa emas (ETF) yang didukung secara fisik terbesar di dunia, SPDR Gold Trust (GLD). Arus masuk ini bukan hanya yang terbesar sejak Maret 2022 namun juga memutus rantai arus keluar selama lima bulan berturut-turut, yang menandakan bangkitnya kembali minat investor terhadap logam mulia ini. Jajak pendapat Reuters pada bulan Oktober memperkirakan harga rata-rata emas berada pada $1,986.50 pada tahun 2024. Namun, sejauh ini harga rata-rata telah berada di atas $1,950 pada tahun ini, di atas harga rata-rata tahunan sebelumnya. J.P. Morgan melihat adanya “peningkatan reli” untuk emas pada pertengahan tahun 2024, dengan target puncak $2.300 pada perkiraan penurunan suku bunga. UBS memperkirakan rekor $2,150 pada akhir tahun 2024 jika pemotongan terjadi.
Disamping itu, kekhawatirannya mengenai komitmen Fed terhadap kebijakan suku bunga “lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama”, dapat memicu deflasi dan resesi kredit yang lebih luas. Permasalahan yang masih ada di sektor perbankan dan pasar tenaga kerja mungkin akan semakin meningkatkan pergerakan harga emas. Jika pada akhirnya, Fed memang memilih penurunan suku bunga lebih awal, tidak menutup kemungkinan bahwa harga emas pada tahun ini dapat mencapai $2.273, menandai lonjakan 10% dari level saat ini.
Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu
Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai bentuk komunikasi dan informasi semata, bukan sebagai riset investasi independen. Kami tidak merekomendasi investasi atau permintaan untuk membeli atau menjual instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dan bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini, melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam informasi ini. Dilarang untuk memproduksi ulang atau mendistribusikan informasi ini, tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor, karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan harap pastikan, bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.