GBPUSD Selanjutnya Bagaimana, Setelah Angka GDP yang Mengecewakan?

Poundsterling stabil di sekitar level 1,2600 terhadap dolar AS, karena investor mencerna sejumlah indikator ekonomi dan potensi implikasinya terhadap arah kebijakan Bank Sentral Inggris (BOE). Pasangan mata uang GBPUSD menutup pekan dengan candle doji harian, yang menggambarkan keraguan pasar terhadap arah pasangan mata uang ini.

Data mengungkapkan bahwa penjualan ritel Inggris tumbuh pada laju tercepat dalam hampir tiga tahun pada bulan Januari, melampaui ekspektasi. Perekonomian Inggris mengalami peningkatan belanja konsumen pada bulan Januari, karena Penjualan Ritel Inti (tidak termasuk penjualan mobil dan bahan bakar) meningkat sebesar 3,2% melebihi proyeksi 1,7%.

Meskipun demikian, para pedagang tampaknya memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kontraksi GDP Inggris yang kedua berturut-turut, yang berarti negara tersebut berada dalam resesi teknis. Angka awal yang dirilis menunjukkan adanya kontraksi sebesar 0,3% pada perekonomian Inggris selama kuartal terakhir tahun 2023, menandai resesi teknis pertama di negara tersebut sejak dampak wabah COVID-19 pada tahun 2020. Artikel terkait : /id/767634/

Mengenai tekanan harga, tingkat inflasi bulan Januari tetap tidak berubah sebesar 4%, sedikit di bawah perkiraan sebesar 4,2% dan proyeksi BOE sebesar 4,1%, sementara pertumbuhan upah pada kuartal keempat lebih kuat dari perkiraan. Gubernur BOE Andrew Bailey, menyatakan dukungannya atas angka inflasi negara tersebut baru-baru ini dan menyoroti indikasi awal kebangkitan ekonomi.

Ketika pasar merespons pengumuman perkiraan GDP awal Inggris pada hari Kamis dan beberapa data pekerjaan AS yang menggembirakan, pound sempat turun terhadap dolar AS. Namun beberapa pelemahan Dolar AS pada akhir pekan, membawa pasangan GBPUSD kembali, untuk mengurangi sejumlah kerugian awal pekan.

USDIndex diperdagangkan pada kisaran 104,1 pada hari Jum’at, turun dari puncak harga 104,85 karena investor terus menilai prospek kebijakan ekonomi dan moneter di AS. Pada hari Kamis, greenback anjlok 0,4% karena angka penjualan ritel yang mengecewakan. Sementara itu, laporan lain menunjukkan bahwa klaim mingguan secara tak terduga turun menjadi 212 ribu, di bawah ekspektasi pasar sebesar 220 ribu. Di bidang kebijakan moneter, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyebutkan kemajuan dalam memerangi inflasi, namun berhati-hati terhadap penurunan suku bunga. Sebaliknya, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee menyarankan agar bank sentral tidak menunda penurunan suku bunga.

Di pasar valuta asing, pasangan GBPUSD mengakhiri pekan pada kisaran harga 1,2600. Secara teknis, harga pasangan ini masih bergerak dalam rentang harga rendah dan harga tinggi bulan Desember 2023, antara 1,2500 – 1,2828. Pound mendapat dukungan dari data ekonomi positif pada hari Jum’at, karena peningkatan penjualan ritel inti.

GBPUSD, H8

Di lihat dari perspektif teknis, reli GBPUSD dibatasi dalam kisaran di bawah 1,2828 dan penurunan dibatasi oleh 1,2500; meskipun ada beberapa volatilitas yang terjadi, belum mampu membawa perubahan arah pasar. Bias awal minggu ini masih netral.  Pergerakan ke sisi atas, dengan penembusan terhadap resistance 1.2683 akan menunjukkan bahwa koreksi dari 1.2828 telah selesai. Bias intraday akan kembali ke atas untuk menguji ulang 1.2828. Namun demikian, penembusan tegas di bawah 1,2500 akan menyatakan, bahwa seluruh kenaikan dari 1,2036 telah selesai dan mengubah prospek jangka pendek menjadi bearish. Support yang terlihat berada di 1,2373; 1,2186 dan 1,2036.

Data minggu terbaru survei bisnis PMI akan dirilis pada hari Kamis di Zona Euro dan Inggris. Kedua perekonomian tersebut telah dihantui oleh pertumbuhan yang stagnan selama beberapa waktu, dan Inggris bahkan mengalami resesi teknis pada akhir tahun lalu.

Investor maupun pedagang akan mempelajari survei-survei bisnis ini untuk mendapatkan sinyal apakah situasi membaik atau memburuk untuk mendapatkan wawasan tentang seberapa cepat bank-bank sentral ini akan menurunkan suku bunganya. Karena inflasi Inggris masih sangat tinggi, pasar memperkirakan Bank of England akan menjadi bank sentral terakhir yang melakukan pemotongan dalam siklus ini. Gagasan ini telah membantu mendukung pound Inggris, yang saat ini merupakan mata uang utama dengan kinerja terbaik kedua tahun ini, setelah dolar AS.

Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Ady Phangestu

Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Kami tidak menyarankan maupun merekomendasikan investasi atau permintaan untuk membeli atau menjual instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dan bereputasi baik. Segala informasi tentang indikasi kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala jenis produk investasi dengan leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan melibatkan risiko tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.