USDTRY mencapai rekor tertinggi baru di 34,39 pada hari Rabu [28/08], karena melonjaknya pasokan mata uang tersebut mengimbangi dukungan dari suku bunga yang lebih tinggi oleh bank sentral. Kelebihan pasokan ini, yang didorong oleh peningkatan tingkat investasi asing mendorong pembeli memanfaatkan imbal hasil yang tinggi. Akibatnya, bank sentral mengambil langkah-langkah untuk menyerap kelebihan likuiditas, seperti membeli lira melalui lembaga kliring utama negara itu, melakukan lelang pembelian lira, dan meningkatkan rasio cadangan kas bagi pemberi pinjaman.
Sementara itu, pergeseran ke arah kebijakan moneter yang lebih konvensional sejak kebijakan moneter yang tidak ortodoks dan sangat longgar dari Q2 2023 menunjukkan hasil positif bagi perekonomian, dengan inflasi mereda menjadi 61,8% pada bulan Juli dari 71,6% pada bulan sebelumnya. Bank sentral menggarisbawahi komitmennya untuk mengendalikan inflasi dengan mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah untuk pertemuan kelima berturut-turut pada bulan Agustus.
Penurunan terbaru lira dipicu oleh rumor pengunduran diri Menteri Keuangan Turki, Mehmet Simsek. Rumor tersebut akhirnya terbukti tidak berdasar, tetapi lira belum pulih. Simsek adalah kunci sentimen seputar lira, karena ia diakreditasi dengan mempelopori perubahan haluan Turki dari kebijakan ekonomi yang tidak ortodoks. Lingkungan suku bunga yang sangat tinggi dari Pemerintah Turki telah menarik banyak arus masuk valas, dengan investor asing memegang sekitar 7 persen obligasi pemerintah domestik, naik dari hanya 0,6 persen pada bulan Mei.
Pasangan mata uang USDTRY naik sebesar 15 persen tahun ini, menempatkan lira Turki di antara mata uang dengan kinerja terburuk di dunia bersama peso Argentina. Pergeseran Pemerintah Presiden Recep Erdogan ke kebijakan ekonomi konvensional telah membuat lira menjadi mata uang yang banyak dicari untuk perdagangan carry trade sejak musim panas lalu. Namun, dengan keputusan suku bunga Fed yang ditetapkan bulan depan, hal itu dapat memengaruhi tren tersebut.
Dari perspektif teknis, USDTRY penuh dengan tantangan karena sangat rawan dengan volatilitas yang tidak biasa. Momentum USDTRY pada grafik 4 jam menandakan kemungkinan berlanjutnya kenaikan, dengan pasangan mata uang tersebut masih di atas BB atas. Namun, mungkin perlu tetap berada di atas level round number 34,00 untuk mempertahankan daya tariknya. Sementara itu, MACD berada di bawah garis sinyal, yang menunjukkan bahwa momentum kenaikan dapat menghilang sewaktu-waktu. Dukungan yang perlu diperhatikan diantaranya berada pada harga 33,59; 33,07 dan 32,43.
Lihat disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu – Market Analyst
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Kami tidak menyarankan maupun merekomendasikan investasi atau permintaan untuk membeli atau menjual instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dan bereputasi baik. Segala informasi tentang indikasi kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala jenis produk investasi dengan leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan melibatkan risiko tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan materi ini, tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor, karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda, dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.