Komoditas Pertanian : Cotton/Kapas

10 Besar Penghasil Kapas Dunia

Kapas merupakan komoditas pertanian dengan nama latin Gossypium. Serat halus seperti bunga menyelubungi bagian biji tanaman kapas. Tanaman ini memiliki sejarah yang panjang dan sudah dibudidayakan berabad-abad lamanya, bahkan sebelum Masehi sudah dibudidayakan.  Salah satu fungsi dari kapas adalah sebagai bahan tenun yang menghasilkan benang dalam industry tekstil dan yang lainnya.

Negara yang menghasilkan Kapas diantaranya adalah : China dengan kapasitas produksi 6,5 juta ton dengan melibatkan 300 juta pekerja pada industri kapas. China menempati urutan pertama sebagai negara penghasil kapas terbesar di dunia. India berada pada peringkat ke_dua sebagai negara penghasil kapas dengan kapasitas 6,4 juta ton . Amerika Serikat dengan kapasitas 3,5 juta ton yang didominasi pada negara bagian California, Arizona, Texas, Missisippi, Arkansas dan Lousiana. Industri kapas Amerika mempekerjakan 200ribu orang lebih. Pakistan, dengan produksi 2,3 juta ton dengan luas 2,9 juta hektar. Brasil dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton  sebagai negara penghasil kapas kedua pada benua Amerika. Uzbekistan dengan kapasitas produksi 849ribu ton. Kapas menjadi komoditas penting bagi negara ini dan disebut dengan julukan ” Emas Putih.” Turki, dengan kapasitas 697 ribu ton, selain kapas terdapat pula  sereal, minyak sayur, serta aneka buah-buahan yang menjadi komoditas pertanian penting bagi Turki. Australia dengan kapasitas 501 ribu ton, kapas Australia dibudidayakan di negara bagian NS Wales dan Queensland. Dengan tujuan eksport ke negara asia seperti China, Indonesia, Thailand dan Vietnam. Turkmenistan memiliki kapasitas produksi 332 ribu ton, selain kapas negara ini juga membudidayakan gandum . Kekeringan pada negara ini menjadi salah satu faktor terbatasnya peningkatan produksi kapas. Dan yang terakhir adalah : Meksiko, dengan jenis kapas bernama Gossypium Hirsutum. Tanaman ini sudah lama berada di negara ini, dengan total produksi mencapai 297 ribu ton.

Pada hari Jumat, 8 November y.l Departemen Pertanian AS  merilis laporan Pasokan dan Permintaan Pertanian Dunia untuk November. WASDE memperbarui data terbaru tentang inventaris, produksi, konsumsi, ekspor, dan faktor-faktor lain di pasar pertanian. Laporan November ini bersamaan dengan  panen raya  2019 yang berakhir di belahan bumi utara, dan tahun panen 2019/2020 sedang berlangsung di selatan khatulistiwa.

Berita dan Fundamental

Salah satu penyebab harga komoditas pertanian naik maupun turun adalah dari faktor fundamental, selain dari pada supply dan demand. Contohnya perang dagang AS- Cina. Sebagian komoditas kita lihat sudah bergerak jauh ke atas, sejak bulan Agustus dan September dan pada umumnya volatilitas  cenderung meningkat ketika menjelang laporan bulanan, dan setelahnya. Potensi  perjanjian tahap pertama antara  AS dan Cina menghilangkan tekanan pasar di semua kelas aset.

Kali ini kita berbicara hanya tentang kapas, dimana kapas AS cenderung mengalir ke timur di benua  Asia. Terutama China sebagai  ekonomi terbesar kedua di dunia dengan jumlah penduduk terbesar di dunia sangat tergantung pada pemenuhan kebutuhan sandang maupun pangan.

Cotton CFD

Komoditas kapas juga diperdagangkan dalam platform CFD, dimana kita bisa melihat pergerakan akhir bulan lalu cenderung menguat menjelang musim dingin dan permintaan sedang meningkat pada komoditas ini.Cotton Daily.

Pada tampilan harian, harga kapas mulai naik pada akhir  bulan Agustus setelah membentuk pola double bottom dikisaran harga 56.13. Kenaikan ini didukung oleh peningkatan volume transaksi yang dinamis meningkat dengan progressif. Saat ini harga berada pada rata-rata pergerakan 120 hari, pada level retracement 38,2%. Stuktur harga menampilkan momentum naik dalam lorong up_channel, dengan MA 50 sebagai support dinamis. RSI menunjukan sentiment positive diatas level 50, walaupun sudah 2 kali menyentuh level overbought sebelumnya. MACD cenderung menipis ke level “0”. Harga cukup tertahan lama pada kisaran antar 64.00 – 65.00 dalam formasi overlapping. Kenaikan berkemungkinan menguji MA 200 dikisaran harga 66.50 dan level koreksi 50.0% FR di harga  67.62. Ketidakmampuan menguji level tersebut akan membuat harga turun kembali ke level harga 63.19 ataupun 61.70.

Ady Phangestu

Analis – hfindonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan merupakan riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak bermuatan atau harus dianggap memuat saran investasi atau rekomendasi investasi atau permintaan untuk maksud pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dengan reputasi yang baik dan segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna mengakui bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.