e-RMB akan Mengantikan Peran Dollar AS?

China telah memulai uji coba besar-besaran menggunakan mata uang digital yang dikelola pemerintah. Uang elektronik e-RMB akan diadopsi ke dalam sistem moneter di beberapa kota utama di Tiongkok di awal bulan Mei 2020 ini.

Cina mengejutkan dunia hari ini dan memutuskan untuk membatalkan patokan dolar dalam transaksi bursa dan memutuskan untuk secara resmi dan hubungan resmi dengan yuan Tiongkok, bukan dolar dan ini adalah langkah berani dan penting dalam sejarah ekonomi Tiongkok. Ini berarti bahwa dolar telah menjadi tidak ada dalam perdagangan Cina dan dolar AS akan jatuh kuat terhadap yuan Cina dan dapat memengaruhinya di pasar global. Dan semua pasar global terpana dengan keputusan itu.

Kondisi ini dibahas hari ini Jum’at (1/5/2020) di program sore BBC World English. Disebutkan ini adalah perang ekonomi yang dapat membawa dunia pada perang yang menghancurkan yang tidak dapat diabaikan jika Amerika bertindak bodoh dalam menghadapi keputusan tersebut.Dijelaskan China 2021 akan memimpin dunia. Ini adalah mimpi lama Tiongkok dan apa yang direncanakan untuk dicapai selama beberapa dekade atau lebih.

Setidaknya, hal ini telah dimulai dengan jatuhnya harga minyak. China dikabarkan segera mengimpor minyak mentah dengan menggunakan mata uang yuan. Ini merupakan salah satu upaya China agar  yuan dapat menjadi mata uang internasional. Minyak adalah komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia dengan nilai perdagangan mencapai 14 triliun dollar AS. Angka tersebut setara dengan produk domestik bruto (PDB) China pada tahun 2017 lalu. Program uji coba pembayaran impor minyak dengan yuan dapat diluncurkan pada paruh kedua tahun ini. Adapun regulator telah meminta sejumlah institusi keuangan untuk menyiapkan penghitungan harga impor minyak mentah dalam yuan. Sebagai pembeli terbesar minyak, adalah sebuah hal yang alami bagi China untuk mendorong penggunaan yuan untuk pembayaran settlement sekaligus memperbaiki likuiditas yuan di pasar global. China merupakan konsumen terbesar kedua minyak di dunia. Pada tahun 2017 lalu, China menggeser AS sebagai importir terbesar minyak mentah di dunia dan permintaan dari China menjadi penentu harga minyak global.

Dalam rencana tersebut, China dapat mulai menggunakan yuan untuk membeli minyak dari Rusia dan Angola serta Arab Saudi. Rusia dan Angola sama seperti China, berusaha memutus dominasi dollar AS di dunia. Rencana tersebut pun sejalan dengan diluncurkannya bursa berjangka minyak mentah pertama di Shanghai, beberapa waktu lalu. Banyak pihak memandang bahwa acuan harga minyak Shanghai akan berjajar dengan acuan harga minyak internasional lainnya, yakni Brent dan WTI. Bursa berjangka minyak di Shanghai menggunakan mata uang yuan dan tidak menutup kemungkinan membayarnya dengan e-RMB.

China telah merencanakan mata uang digital terpisah e-RMB, untuk bertarung dengan USD. Mata uang digital berdaulat menyediakan alternatif fungsional untuk sistem penyelesaian dolar dan menumpulkan dampak sanksi atau ancaman pengecualian, baik di tingkat negara dan perusahaan, China Daily melaporkan pekan lalu.

Beberapa pegawai pemerintah dan pegawai negeri menerima gaji mereka dalam mata uang digital mulai Mei. Penurunan penggunaan uang tunai diperkirakan akan terus berlanjut di tengah semakin populernya platform pembayaran digital dan karena orang menghindari kontak fisik selama pandemi coronavirus

Media Inggris The Guardian, mengutip dari media lokal di China melaporkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, bank sentral China telah meningkatkan pengembangan e-RMB, yang akan menjadi mata uang digital pertama yang dioperasikan oleh ekonomi utama. Bahkan, dilaporkan bahwa China telah memulai uji coba di beberapa kota, termasuk Shenzhen, Suzhou, Chengdu, serta daerah baru di selatan Beijing, Xiong’an, dan daerah yang akan menjadi tuan rumah beberapa acara untuk Olimpiade Musim Dingin 2022 Beijing.

e-RMB telah secara resmi diadopsi ke dalam sistem moneter kota, dengan para pegawai pemerintah dan pegawai negeri menerima gaji mereka dalam mata uang digital mulai bulan Mei ini. Mata uang ini akan digunakan untuk mensubsidi transportasi di Suzhou, tetapi di Xiong’an akan berfokus pada transaksi makanan dan ritel.Tangkapan layar yang dianggap sebagai aplikasi yang diperlukan untuk menyimpan dan menggunakan mata uang digital telah beredar sejak pertengahan April. Platform pembayaran digital sudah tersebar luas di China, yaitu Alipay, yang dimiliki oleh Ant Financial Alibaba dan WeChat Pay, yang dimiliki oleh Tencent.

Ady Phangestu

Analyst – hfindonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.