Era Irasional Finansial

Setelah kejatuhan pasar, terlihat jelas bagaimana upaya Bank Sentral mengeluarkan kebijakan yang sangat tidak biasa, karena memang menghadapi situasi yang sangat abnormal. Sebuah kondisi yang tak pernah dibayangkan untuk terjadi dalam waktu dekat, bermimpi pun tidak. Bagaimanapun perang dagang telah memusnahkan dahlil dan aturan perdagangan Internasional serta telah membuat sebagian besar negara berkembang mendapatkan pukulan hebat. Hampir saja kita melihat ada cahaya dilorong dan berharap masa depan ekonomi global akan membaik, setelah penandatanganan kesepakatan “fase pertama,” mendadak ada badai biologis. Tidak cukup dengan bagai biologis virus, masih ada kepentingan yang tidak mencapai kesepakatan dari negara penghasil minyak, hingga terjadinya perang harga minyak. Apakah kamu berpikir dunia akan baik-baik saja, dan ekonomi akan membaik dalam hitungan kuartar?

Untuk saat ini, kita melihat  keberhasilan dari upaya Fed maupun Bank Sentral negara maju lainnya untuk membendung kejatuhan ekonomi dengan berbagai stimulus fiskal, pinjaman dengan bunga murah dan lain sebagainya. Tetapi, mungkin Anda setuju bahwa tidak ada dasar pondasi fundamental yang kuat untuk saat sekarang ini, bukan? Dimana produkfitas anjlok parah karena kuncian dan pembatasan.

Sejenak upaya membalikan keadaan dengan methodeV (V-Shape Recovery ) terlihat cukup berjaya, namun pertanyaannya sampai kapan? Sementara pendapatan dan hutang memiliki gap yang lebar. Penghasilan dibayar tanpa produktifitas pekerjaan sementara hutang membengkak. Bailout bukan pengganti permanen untuk pendapatan. Dalam jangka pendek, dana talangan  digunakan untuk membayar upah semua orang yang kehilangan sumber penghasilan. Tetapi pendapatan mereka yang hilang haruslah ada penggantinya, sementara output dari pekerjaan mereka belum produktif dan belum ada yang mengerjakan dan seandainya pun ada belumlah maksimal untuk saat ini. Namun dalam jangka panjang, mensubsidi pendapatan dengan uang pinjaman akan melemahkan mata uang dan ekonomi, karena produktivitas mandek.

Soal pembayaran hutang, misalnya. Para pekerja yang sedang menganggur karena kehilangan pekerjaan ataupun yang dirumahkan mendapat bantuan, katakanlah $2000/minggu atau $2500/minggu  untuk memastikan rumah tangga ini dapat terus membayar cicilan kredit mereka seperti  bayar sewa rumah, bayar cicilan rumah,  pinjaman mobil, tunggakan uang sekolah, kartu kredit, tagihan listrik, air ataupun yang lain. Bagaimana dengan kelangsungan hidup mereka soal kebutuhan primer, yaitu makan. Jika tidak ada kemajuan dan situasi tidak mereda, jutaan pengangguran akan berhenti melakukan pembayaran pinjaman sehingga menciptakan krisis keuangan. Terutama macetnya pembayaran bagi pemimjam. Sekalipun tingkat bunga turun sampai ‘0%’, apakah bunga yang dibayarkan oleh peminjam akan tetap ‘0%’? Sekalipun bunganya ‘0%’ bagaimana dengan pembayaran wajib bulanan?

Yang dikhawatirkan adalah prospek properti. Dengan banyaknya pekerja yang dirumahkan dan yang kerja di rumah kemungkinan permintaan properti seperti rumah akan jauh berkurang, sedangkan penjualan rumah adalah salah satu indikator ekonomi. Lesunya perumahan karena permintaan menurun dan orang akan berusaha untuk hidup jauh lebih hemat, daripada memikirkan untuk beli rumah atau pindah properti. Dalam hal ini, pendapatan pembelian rumah baru dan sewa akan menurun drastis. Belum lagi developer perumahan yang meminjam dari bank, situasi begini akan menyulitkan mereka untuk membayar ke bank. Kita melihat banyak rumah yang kosong setelah dibangun, banyak pamflet dan baliho bertuliskan ‘Rumah untuk di jual/disewakan.” Pembayaran pajak otomatis, jatuh!

Ini hanya sebatas sektor yang terlihat, belum lagi ekpedisi pengangkutan dan sarana perhubungan. Taxi misalnya, kehilangan omset, karena  pelanggan  lebih banyak habiskan waktu di rumah. Berapa juta driver yang harus banting setir untuk mendapatkan pekerjaan baru, sementara pekerjaan yang tersedia tidak ada.

Kita melihat saham belakangan ini berada pada zona hijau, (dengan pengecualian saham sektor tech. dan digital berbasis internet) Mungkin kita bertanya apakah benar kondisi fundamental perusahaan sudah pulih? Uang siapa yang mengalir di lantai bursa? Investor murni atau pinjaman pemerintah? By the way, kita berharap situasi tidak bertambah buruk karena nilai/value tidak sebanding dengan realita dan produktifitas yang ada. Karena jika tidak sebanding, maka kita memasuki sebuah sistem finansial yang irasional. (opini)

Ady Phangestu

Analyst – hfindonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.