USDJPY : Tinjauan Mingguan 14-18 Feb’ 2022

USDJPY turun -0,53% karena tensi politik di Eropa yang meningkat memukul saham dan mendorong permintaan lindung nilai untuk Yen, pada akhir pekan. Data GDP Jepang untuk kuartar ke_empat 2021, akan mengawali awal pekan. Ekonomi Jepang menyusut 0,9% q/q di Q3 2021, dibandingkan dengan perkiraan awal penurunan 0,8% dan setelah direvisi naik 0,5% di Q2, di tengah kebangkitan kasus COVID-19 dan gangguan rantai pasokan yang terus-menerus. GDP Q4 awal untuk Jepang diperkirakan tumbuh pada 1,4% q/q dari -0,9% q/q.

Ekonomi Jepang berkontraksi 3,6% secara tahunan di Q3 2021, penurunan ini terutama mencerminkan keadaan darurat COVID-19 serta krisis semikonduktor global, dengan konsumsi rumah tangga turun secara nyata setelah naik di Q2 dan investasi bisnis menurun untuk pertama kalinya dalam setahun.  Headline di perkirakan menguat ke 5,8% y/y dari -3,6% y/y.

Selain itu ada beberapa data ringan dari Jepang seperti :  Industrial Production, Balance of Trade JAN, Machinery Orders DEC, Inflation Rate JAN akan menghiasi kelendar pekan depan.

USDJPY, H4

USDJPY,H4 – Bias intraday tetap pada sisi atas dan fokus masih tertuju pada resistance 116,34. Penembusan kuat pada level ini, reli akan berlanjut melanjutkan tren naik yang lebih besar dari 102,58. Target selanjutnya adalah round number  117.00/118.00.  Sedangkan  pada sisi negatif, penembusan support minor 114,30 akan memperpanjang pola korektif 116,34 dengan penurunan lainnya dan mengubah bias kembali ke sisi bawah untuk support 114,14 dan 113,46. Bias divergensi dari RSI dan MACD, belum akan terkonfirmasi sebelum terjadi penembusan support terdekat. Secara keseluruhan tren tetap pada sisi atas.

Kebijakan moneter ultra-longgar yang dipertegas Kuroda akan berlaku  selama sisa masa jabatannya hingga April 2023. Dia mengatakan, kemungkinan inflasi konsumen Jepang meningkat tajam sangat kecil, karena rumah tangga belum menjadi toleran terhadap kenaikan harga. Kenaikan upah yang stabil akan sangat penting bagi harga konsumen untuk secara berkelanjutan menuju target 2% BoJ. Pemulihan ekonomi Jepang yang lebih lambat dari negara maju lainnya, dengan inflasi yang rendah, belum membutuhkan pengurangan stimulus moneter atau beralih ke pengetatan kebijakan.

Harga konsumen Jepang naik 0,8% y/y pada Desember 2021, meningkat dari kenaikan 0,6% sebulan sebelumnya dan menunjukkan kenaikan selama 4 bulan berturut-turut. Angka terbaru juga merupakan tingkat inflasi tahunan tertinggi sejak Desember 2019, didorong oleh kenaikan tajam harga pangan dan kenaikan lebih lanjut dalam biaya perumahan. Harga konsumen inti naik 0,5% y/y, sama seperti di bulan November, bertahan di level tertinggi dalam hampir 2 tahun di tengah harga energi yang tinggi sementara tetap jauh di bawah target 2% BoJ. Untuk data Januari yang akan keluar pada hari Jum’at diperkirakan headline jatuh di 0,9% dan inti 0,3%.

Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Ady Phangestu

Market Analyst

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.