Yen mungkin telah bangkit kembali selama dua bulan terakhir, tetapi USDJPY masih menguat 14% pada tahun 2022, yang merupakan kinerja terburuk sejak 2013. Penggerak di balik penurunan yen adalah kebijakan ultra-longgar BoJ dengan membatasi imbal hasil 10-tahun sebesar 0,25%, yang membuat kesenjangan suku bunga AS-Jepang terus melebar sepanjang tahun 2022.
Namun, BOJ memberi kejutan di akhir tahun 2022 dengan melebarkan kurva imbal hasil dari 0,25% menjadi 0,50%. Langkah tersebut mengirim yen menguat tajam dan telah meningkatkan spekulasi, bahwa BOJ mungkin berencana untuk keluar dari program stimulus besar-besaran, meskipun BoJ membantah memiliki rencana semacam itu.
Dua kali intervensi, masing-masing di bulan September dan Oktober, di tambah pelebaran imbal hasil JGB 10th pada bulan Desember, dimana The Fed mulai berhasil mendinginkan suhu inflasi dan ekspektasi jalur kenaikan sedikit menurun sepertinya menciptakan momentum yang tepat bagi Yen untuk mengurang pelemahannya. Hal ini terbukti, bahwa Yen berhasil menguat sebesar 13% dari puncak 151.93.
Sementara, imbal hasil obligasi berjangka 10 tahun Jepang berada di atas 0,45% di akhir tahun 2022, mendekati level tertinggi yang tidak terlihat sejak 2015, dan melayang di sekitar batas atas pita kebijakan Bank Jepang.
Pasar mengantisipasi BoJ untuk tetap memegang kendali sampai masa jabatan Gubernur BoJ Kuroda berakhir pada bulan April, setelah sepuluh tahun memimpin bank sentral, yang membuat tindakan BoJ sangat tidak terduga. Kuroda telah menunjukkan, bahwa dia tidak takut membuat keputusan di akhir masa jabatannya. Pasar akan mencari pergerakan tambahan yang dapat mempengaruhi yen Jepang dalam pertemuan berikutnya pada 18 Januari.
Tinjauan Teknis
USDJPY – Penembusan support minor 130,55 mengkonfirmasi ulang, bahwa penurunan dari 151.93 sebagai gelombang korektif belum selesai. Bias masih cenderung ke selatan, dengan kemungkinan untuk menguji support 126.35 atau di sekitar 50.0%FR (penarikan 98.93-151.93). Sementara, pada sisi atas pergerakan yang melampaui 134,48 dapat menghentikan gelombang korektif 151.93 dan membawa harga kembali ke sisi atas area awal, sebelum BOJ melepas ambang batas imbal hasil JGB di sekitar 137.00.
Namun, resistance 134.48 berada di bawah EMA 200 hari, yang merupakan resistance dinamis yang kuat, untuk sementara dukungan teknis masih ada di pihak beruang, sepanjang perdagangan dilakukan di bawah MA.
Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu
Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.