Setelah PEPSI, Kini Giliran Coca-Cola

PEPSI, D1

#Pepsi baru saja melaporkan pendapatan Q4 2022 pekan lalu dengan hasil yang mengejutkan dan melampaui perkiraan pasar, didorong oleh harga yang lebih tinggi untuk makanan ringan dan minumannya. Tetapi perusahaan melihat volume turun 2% di seluruh bisnis makanannya di seluruh dunia karena kenaikan harga merugikan permintaan konsumen.

Pertumbuhan pendapatan organik #Pepsi sebesar 14% karena pendapatan setahun penuh naik menjadi $86 miliar. Ini mencerminkan pertumbuhan di semua geografi, terutama didorong oleh harga penjualan yang lebih tinggi. Mengabaikan efek mata uang, laba operasi dasar naik 10% menjadi $11,5 miliar karena pertumbuhan pendapatan dan penghematan produktivitas mengimbangi biaya operasi yang lebih tinggi. Margin operasi yang mendasari secara luas datar di 13,9%, meskipun ada peningkatan dua digit dalam belanja iklan dan pemasaran pada Q4.

Arus kas bebas turun 18%, turun menjadi $5,9 miliar. Hutang bersih meningkat sebesar $0,6 miliar menjadi $34 miliar. Melihat ke tahun 2023, Perusahaan mengharapkan pertumbuhan pendapatan organik sebesar 6% dengan mengabaikan nilai tukar, laba per saham (EPS) diharapkan tumbuh sebesar 10%. Pepsi akan membayar dividen triwulanan sebesar $1,15 per saham, dan mengumumkan rencana untuk membeli kembali saham senilai sekitar $1 miliar.

Harga saham #Pepsi menguat lebih dari 1% pada penutupan pekan lalu. Harga saham berhasil melampaui resistance 172.30 dan EMA 200 hari dengan mencatatkan harga tinggi sementara di 176.56. RSI memvalidasi perubahan arah jangka pendek dalam lorong naik yang dinamis. Sementara histogram AO mendekati garis tengah dan perlu pergerakan ke sisi atas untuk mengkonfirmasi zona beli yang lebih kuat. Untuk sementara, harga Pepsi berada di garis median channel regresi. Pergerakan di atas 176.56, dapat menargetkan harga yang lebih tinggi, tetapi konsolidasi juga dapat berlangsung untuk beberapa saat di garis median, sebelum melanjutkan arah yang sebenarnya. Pada sisi bawah, resistance 172.30 yang kini menjadi support dapat menjadi penahan sementara disamping EMA200 hari.

#Pepsi telah melakukan tugasnya, saat ini giliran #Coca-Cola yang diperkirakan akan melaporkan pendapatannya pada hari Valentine 14 Peb’ 2023, sebelum pembukaan pasar. Laporan tersebut akan untuk kuartal fiskal yang berakhir pada Desember 2022. Pasar  mungkin bertanya-tanya apakah skenario serupa dapat terjadi untuk #Coca-Cola dan apakah sudah waktunya untuk membeli saham perusahaan minuman ini.

#Coca-Cola. D1

Harga #Coca-Cola mencatat penurunan tajam pada bulan Jan’ 23 lebih dari 3%, setelah konsolidasi yang alot pada bulan Des’ 22. Meskipun, di akhir bulan Januari sempat menguat, namun penurunan masih berlanjut di bulan Peb’ 23 hingga mencapai harga rendah 3 bulan di 58.89. Secara teknis, penurunan dari puncak ke-3 masih dominan, karena harga masih bergerak di bawah EMA 200 hari. RSI di bawah area kontraksi dan AO masih di zona jual, meskipun divergensi mulai terbentuk. Laporan pendapatan yang lebih baik akan membantu saham untuk menguji resistance 61.57, sementara laporan yang mengecewakan dapat menenggelamkan harga di bawah dukungan 58.89 untuk menguji dukungan 58.00 di level 61.8%FR.

Pendapatan Q4 #Coca-cola diproyeksikan sebesar $0,45 per saham, yang akan setara dengan Q4 2021 menurut Zack. Penjualan untuk kuartal ini diperkirakan menjadi $10,01 miliar, naik 6% dari kuartal tahun sebelumnya. Ini akan melengkapi Fiskal Coca-Cola 2022 dengan pendapatan naik 7% menjadi $2,48 per saham. Di baris teratas, penjualan akan naik 11% untuk FY22 menjadi $42,86 miliar dibandingkan dengan $38,66 miliar pada tahun 2021. Setelah menyelesaikan tahun fiskal 2022, pendapatan FY23 Coca-Cola diperkirakan naik 3% menjadi $2,55 per saham dengan revisi perkiraan pendapatan sedikit lebih tinggi selama kuartal terakhir. Penjualan diproyeksikan naik 3% menjadi $44,22 miliar. Lebih mengesankan lagi, Fiskal 2023 akan mewakili pertumbuhan 38% selama lima tahun terakhir dengan penjualan 2018 sebesar $31,85 miliar. Source : Zack

Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Ady Phangestu

Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.