Prospek Penurunan Suku Bunga dan Ketidakpastian Global yang Tetap Tinggi, Akankah Emas Berkilau di 2024?

Tahun 2023 hanya tersisa 4 minggu lagi, namun emas telah mencatat kinerja terbaik dalam 3 tahun terakhir, sejak kenaikan era Covid-19. Emas telah mencatat kenaikan lebih dari 10% sejak awal tahun 2023 dalam lingkungan geopolitik yang semakin tidak menentu.

Beberapa alasan yang membuat emas tetap diminati, mungkin dikarenakan inflasi yang membandel, tensi geopolitik dan The Fed yang mendekati akhir siklus kenaikan suku bunganya. Selain itu, juga dikarenakan potensi perlambatan ekonomi global, akibat bank sentral global mempertahankan suku bunga tinggi untuk beberapa waktu lamanya. Meskipun terjadi perdebatan, apakah akan terjadi resesi atau soft landing pada tahun 2024, namun sepanjang sejarah resesi, emas selalu menjadi pegangan dan menciptakan kesempatan bagi yang memegangnya. Pembelian emas yang ekstensif oleh bank sentral global, seiring dengan meningkatnya kepastian arah suku bunga, mungkin menandakan tahun yang lebih besar bagi emas secara keseluruhan dan akan terus menjadi tren pada tahun-tahun mendatang.

Di lain sisi, jika The Fed memulai penurunan suku bunga pada paruh tahun depan, dolar AS kemungkinan besar akan terdepresiasi, yang pada gilirannya bisa menjadi angin segar bagi emas. Namun, bagi yang skeptis, suku bunga riil yang tinggi akan mencegah emas bergerak lebih agresif dan cenderung netral. Berakhirnya kebijakan moneter yang ketat, biasanya emas akan bergerak lebih leluasa, jika hal tersebut terjadi pada paruh pertama tahun 2024.

Harga emas mungkin saja akan menetapkan ATH baru, di awal tahun depan mengingat pola teknis yang terlihat lebih menyerupai pembentukan handle dari pola cup pada periode bulanan, yang juga sekaligus sebagai pola inversi yang akan valid apabila tingkat resistance 2075 terlampaui dengan gemilang. Emas telah menciptakan pola topping pada tahun 2020-2023 dengan harga tinggi 2075; 2070 dan 2079.

Selain didorong oleh sentimen dasar atas ketidakpastian tahun 2024, secara umum dasar perkiraan emas, pada umumnya ditetapkan berdasarkan indikator inflasi, imbal hasil obligasi dan kontra valuta asing Euro yaitu USDindex, karena harga emas dihargai dalam USD.

Kenaikan emas dari beberapa waktu yang lalu, lebih dikarenakan oleh dorongan peristiwa besar, bukan kebijakan moneter. Anda bisa lihat pasca covid-19, dimana investor mencari perlindungan, perang Ukraina-Rusia, kegagalan sejumlah bank regional AS dan terakhir tensi Timur tengah. Meskipun penembusan di atas $2.000 berulang kali terjadi dan tidak bertahan lama, karena kebijakan disinflasi mendorong harga komoditas bergerak lebih rendah, namun berbeda dalam kasus emas. Emas tidak bereaksi berlebihan terhadap dampak tersebut, tetapi bergerak perlahan. Namun yang jelas, kebijakan moneter menjadi ketat sehingga mencegah logam mulia menyesuaikan diri dengan titik harga yang lebih tinggi secara keseluruhan. Tetapi pemain utamanya adalah tekanan dari imbal hasil obligasi dan arus keluar dari pasar modal ETF.

Harga emas secara tradisional turun ketika suku bunga riil naik. Hal ini karena emas sendiri tidak mempunyai imbal hasil langsung, sehingga pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi, biaya peluang untuk memegang emas akan meningkat. Bagaimana, jika peluang penurunan suku bunga terjadi pada pertengahan tahun depan? atau lebih cepat dari jadwal? Semua kemungkinan itu dapat saja terjadi. Namun seperti biasanya, pasar telah mengantisipasi hal tersebut, bahkan sebelum event itu terjadi, karena pada dasarnya – pasar memiliki mekanismenya sendiri.

XAUUSD, Monthly

Berdasarkan grafik jangka panjang, XAUUSD diperkirakan akan berkonsolidasi dalam kisaran 1.810 hingga 2075, namun penembusan pada topping 2075, harga diproyeksikan untuk FE100% di 2273 [dari penarikan 1616 – 1079 dan 1810]. Mengingat, akhir tahun tidak terlalu banyak katalis, pembalikan bullish jangka panjang dapat terjadi, sebelum  menyiapkan kemungkinan lain untuk bergerak lebih dominan.

Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Ady Phangestu

Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai bentuk komunikasi dan informasi semata, bukan sebagai riset investasi independen. Kami tidak merekomendasi investasi atau permintaan untuk membeli atau menjual instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dan bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini, melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam informasi ini. Dilarang untuk memproduksi ulang atau mendistribusikan informasi ini, tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor, karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan harap pastikan, bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.