Wawasan Harga Logam Mulia Pekan Ini.

Pada perdagangan akhir pekan [19 Juli], emas ditutup turun -1.8% dan perak ditutup turun -2.0%. Harga logam mulia turun tajam pada hari Jum’at, dengan perak mencatat level terendah dalam 3 minggu. Penguatan dolar dan imbal hasil obligasi global yang lebih tinggi memicu likuidasi jangka panjang pada logam mulia. Harga perak melemah lebih lanjut, setelah Kantor Kabinet Jepang memangkas perkiraan GDP Jepang tahun 2024, yang merupakan faktor bearish bagi permintaan logam industri. Selain itu, dampak negatif dari kemerosotan harga tembaga pada hari Jum’at ke level terendah dalam 3¼ bulan membebani harga perak. Tembaga kehilangan  -0,70% pada hari Jum’at dan mencatat penurunan tajam sebesar -7.4% dalam sepekan.

XAUUSD ditutup pada harga $2,401 di hari Jum’at, mundur lebih jauh dari rekor tertingginya karena penguatan dolar, meskipun spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve tetap ada. Greenback didukung oleh pertumbuhan manufaktur yang lebih kuat dari perkiraan di wilayah Atlantik Tengah AS pada bulan Juli, sementara kenaikan klaim pengangguran mingguan terlihat sebagai akibat dari faktor musiman. Namun demikian, emas batangan berada di jalur kenaikan mingguan keempat berturut-turut, didorong oleh meningkatnya optimisme, bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada awal bulan September. Pasar sekarang menunjukkan peluang 95.9% penurunan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan bulan September, menurut FedWatch Tool CME.

Awal pekan lalu, harga emas spot menyentuh rekor tertinggi $2,483 per ounce. Emas merupakan logam mulia yang bisa dibilang merupakan mata uang tertua di dunia. Dipandang sebagai penyimpan nilai dan lindung nilai terhadap inflasi, logam kuning telah menghasilkan kekayaan yang signifikan bagi investor jangka panjang. Emas memberi investor diversifikasi portofolio dan mengurangi risiko secara keseluruhan. Biasanya, emas tumbuh subur di tengah periode krisis ekonomi, karena dipandang sebagai aset safe-haven. Selain itu, emas memiliki hubungan terbalik dengan suku bunga, yang membuatnya semakin menarik saat ini.

Ketika inflasi mereda, Bank Sentral pada umumnya  akan mulai menurunkan suku bunga, yang akan mengalihkan modal dari sekuritas pendapatan tetap seperti obligasi ke kelas aset seperti ekuitas dan emas. Peluang penurunan suku bunga sebesar 95,9% pada bulan September, menjadikan emas sebagai pilihan investasi utama pada Q3 2024.

Selain itu, harga emas telah mencapai rekor tertinggi tahun ini karena kuatnya permintaan dari bank sentral dari negara berkembang, serta meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Laporan dari UBS mengklaim pembelian emas oleh bank sentral merupakan yang tertinggi dalam hampir 6 dekade. Dalam catatan investor, UBS menjelaskan, “Dengan beberapa bank sentral kini mempertanyakan keamanan memegang aset dalam mata uang USD dan EUR (setelah krisis keuangan dan utang dan baru-baru ini perang di Ukraina), banyak yang memilih untuk mengisi cadangan mereka dengan emas.”

Penggerak jangka panjang lainnya bagi emas adalah potensi peluncuran mata uang BRICS yang didukung oleh emas, seiring dengan upaya negara-negara berkembang untuk menjauh dari sistem keuangan yang didukung dolar. Terakhir, bank investasi seperti Bank of America dan Citi Bank memperkirakan harga emas akan menyentuh $3.000 per ounce dalam 12 bulan ke depan. Jika perekonomian AS memasuki resesi dan pasar ekuitas merosot, harga emas batangan diperkirakan akan kembali mengalami kenaikan signifikan akibat pembelian aset-aset safe-haven. Pada dasarnya, emas terus memvalidasi perannya dalam sistem keuangan global dan  menjadi bagian dari portofolio investasi kebanyakan orang.

Dalam perspektif teknis, dampak kekacauan jangka pendek yang dipicu oleh upaya pembunuhan Trump  dan komentar dari Jerome Powell  telah menghasilkan puncak harga bersejarah di $2,483.75; yang kemudian diikuti oleh penurunan harga emas, ketika pasar menyadari dampak sebenarnya dari hal ini belum bisa bertahan lama. Harga emas telah digerakkan oleh sentimen tanpa data dan fakta aktual yang mendukung. Bergerak dengan fruktuasi yang lebar, karena asumsi publik yang liar dan kepanikan menjual, disaat tidak ada katalis yang mendukung upaya pembelian yang berkelanjutan.

Tampilan candle bulanan dengan sumbu panjang sebagai tanda tekanan penjual, ataupun pengambilan keuntungan dari pembeli, telah berlangsung sejak bulan April hingga bulan Juli. Belum adanya pembentukan harga rendah yang lebih rendah [lower lows] dalam 4 bulan, menandakan investor dan pedagang masih mencemaskan ketidakpastian di semester kedua ini. Namun, upaya pembelian lebih lanjut juga terlihat mulai terbatas. Salah satu alasan yang masih mendukung adalah dari peningkatan permintaan sebagai lindung nilai inflasi. Selain itu, pembelian dana emas yang berkelanjutan mendukung harga emas, setelah kepemilikan emas jangka panjang di ETF naik ke level tertinggi 3½ bulan pada pekan lalu.

XAUUSD berbalik arah dan kemudian terus menurun, setelah menyentuh trendline pada sisi atas, dari penarikan harga tinggi $2,431.57 dan $2,450.09. Perubahan struktur harga dari naik menjadi turun divisualkan dengan penurunan candlestick momentum selama 3 hari berturut-turut, dengan yang terakhir memilki volume perdagangan harian  yang paling besar [format shooting star mingguan]. Penurunan yang berkelanjutan berkemungkinan untuk menguji level harga $2,387.78 [50,0%FR] yang kini menjadi support dan lebih kuat hingga ke level 61.8%FR di $2,366.31 [dari penarikan $2,293.71 – $2,483.75] atau EMA 50 hari di kisaran $2,350.00.

Pada sisi positif, sepanjang level harga $2,387,78 [50.0%FR/EMA20D] bertahan, rebound jangka pendek dipresentasikan untuk menguji resistensi minor masa lalu pada $2,418; $2,431 atau $2,450.


Silver [XAGUSD]

Perak turun dan ditutup pada harga $29,18 pada hari Jum’at, jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut ke level terendah dalam hampir tiga minggu, karena Pleno Ketiga yang baru-baru ini diselesaikan gagal membangkitkan harapan investor Tiongkok akan langkah-langkah stimulus baru. Para pemimpin Tiongkok menyatakan keinginan mereka untuk meningkatkan teknologi dalam negeri dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut, namun tidak menguraikan rencana kebijakan konkrit untuk mengatasi tantangan ekonomi negara tersebut.

Perak dan logam lainnya berada di bawah tekanan baru-baru ini karena pesimisme terhadap permintaan industri di konsumen utama Tiongkok terus membebani sentimen. Harga komoditas juga mendapat tekanan dari penguatan dolar yang didorong oleh data ekonomi AS yang kuat, meskipun Federal Reserve diperkirakan masih akan mulai menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Harga perak melemah lebih lanjut, setelah Kantor Kabinet Jepang memangkas perkiraan GDP Jepang tahun 2024, yang merupakan faktor bearish bagi permintaan logam industri. Kantor Kabinet Jepang menaikkan perkiraan inflasi Jepang tahun 2024 menjadi +2,8% dari +2,5% dan setelah tingkat inflasi impas 10 tahun AS pada hari Jum’at naik ke level tertinggi dalam 2 minggu.

Dari perspektif teknis, kinerja perak menandai minggu terburuknya pada tahun 2024, karena dolar AS beralih ke mode pemulihan dan investor mempertanyakan prospek ekonomi Tiongkok. Akibatnya, logam ini dengan cepat membalikkan sebagian besar kenaikan bulan Juni hanya dalam tiga hari dan saat ini diperdagangkan mendekati level 29,00 terkoreksi sekitar 10% dari level tertinggi 11 tahun di bulan Mei di 32,49.

Pergerakan harga XAGUSD di bawah EMA 20 dan 50 hari, memang belum mencatat persilangan negatif, tetapi indikator teknis telah menurun. Penembusan terhadap dukungan $28,55 akan mengkonfirmasi perubahan tren bullish menjadi bearish jangka pendek, dengan ekspektasi pengujian terhadap support dinamis EMA 200 hari atau angka bulat $26,00. Rebound substansial dari dukungan $28,55 kemungkinan berumur pendek untuk saat ini, dengan kemungkinan untuk menguji resistance masa lalu $29,77 dan angka bulat $30,00 sebagai perbandingan harga teknis. Jika upaya bullish terbukti berhasil, fase pemulihan dapat meluas menuju tertinggi bulan Juli di $31,73.

Lihat disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Ady Phangestu – Market Analyst

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Kami tidak menyarankan maupun merekomendasikan investasi atau permintaan untuk membeli atau menjual instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dan bereputasi baik. Segala informasi tentang indikasi kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala jenis produk investasi dengan leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan melibatkan risiko tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan materi ini, tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor, karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda, dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.