Irish Backstop
Perdana Menteri Inggris terpilih, Boris Johnson, mengatakan UE perlu menghilangkan perjanjian praktek dagang terkait Irlandia, yang menurutnya tidak demokratis, dalam Brexit. Perjanjian perdagangan ini mengatur soal Irish backstop, yaitu jaminan untuk mencegah kembalinya kontrol perbatasan di daratan sepanjang sekitar 500 kilometer antara Irlandia dan Irlandia Utara, sebagai salah satu propinsi di Inggris. Kontrol ini berakhir pada 1998 dengan kesepakatan Good Friday. Boris Johnson menyebutkan klausul soal backstop ini merupakan satu-satunya poin yang ingin diubah dari kesepakatan Withdrawal Agreement .
Poin dari Irish backstop ini diprotes sejumlah politikus Inggris, yang tidak ingin negaranya masih terikat dengan aturan Uni Eropa pasca Brexit pada Oktober 2019. Termasuk Johnson yang ingin Inggris bisa mengatur sepenuhnya kesepakatan dagang dengan negara lain dan tidak diawasi oleh petinggi UE.
Percepatan Pemilu
Para pemimpin UE bersedia berbicara dengan Inggris mengenai proses Brexit, tetapi tidak mau membuka kembali negosiasi tentang Withdrawal Agreement itu. Mereka juga berpikir Boris Johnson tidak akan bertahan lama karena Inggris bakal menggelar pemilu yang dipercepat. Boris Johnson mulai bertugas sebagai Perdana Menteri Inggris pada Rabu pekan lalu menggantikan Theresa May, yang menandatangani kesepakatan Withdrawal Agreement dengan UE pada Nov’ 2018.
Johnson mengatakan dia tidak menginginkan no-deal Brexit atau perpisahan dengan UE tanpa adanya kesepakatan dagang. Jika Inggris keluar dari UE tanpa adanya kesepakatan mengenai mekanisme dagang antara kedua pihak, maka ini bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi kedua pihak. Sehingga akan menambah kekhawatiran tentang kepastian berbisnis di Inggris dan UE.
Peringatan
Sebuah nada ancaman terlontar dari Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar, mengenai Irish backstop ini, yang mengatakan apabila Brexit pada 31 Oktober 2019 tanpa adanya kesepakatan apapun, maka isu reunifikasi dengan Irlandia Utara bakal kembali kepermukaan.
Ady Phangestu
Analis – hfindonesia
Disclaimer : Materi ini diedarkan sebagai bahan komunikasi umum dan hanya bertujuan sebagai informasi dan bukan merupakan riset investasi independen. Komunikasi ini tidak mengandung, saran investasi atau rekomendasi investasi atau permintaan dengan tujuan pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang kami edarkan berasal dari sumber yang terpercaya , memiliki reputasi baik. Informasi apa pun pada kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikasi kinerja masa depan yang dapat diandalkan. Pengguna harus menyadari ,bahwa setiap investasi dalam Produk Leveraged memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan investasi apa pun yang sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang menjadi tanggung jawab bagi pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Komunikasi ini tidak boleh direproduksi atau didistribusikan lebih lanjut tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.